Sunday, June 26, 2016

K-Drama: Signal (시그널 ) [2016]

(Signal Poster)

Setelah berpisah sama Reply 1988, tvN punya drama baru yang gak kalah seru dari drama sebelumnya (re: Reply 1988) dengan genre yang berbeda tapi drama ini bener-bener bikin gw betah duduk di depan laptop sampai episode terakhir. Semua yang di suguhin sama drama ini bener-bener keren, dua jempol buat writter-nim sama pd-nim nya. Tapi emang dengan tema yang 'agak' berat, gw yakin gak semua orang suka sama drama ini, tapi yang suka sama genre mystery dan sejenisnya wajib hukumnya buat nonton ini, dijamin bakal sukaaaa banget.

Wednesday, June 15, 2016

The Future of Television




Seiring berkembangnya zaman dengan kecanggihan teknologi yang ada, mendapat informasi dan hiburan sangatlah mudah hanya sebatas menggerakkan jari ke gadget atau media elektronik lainnya sudah dapat mendapatkan beragam informasi serta hiburan yang diinginkan. Kembali kepada 15-20 tahun silam dimana orang-orang membaca koran pagi untuk mendapatkan informasi terkini, atau menunggu jam-jam tertentu untuk melihat siaran berita di televisi. Begitu juga hiburan, pada saat itu televisi mungkin salah satu media hiburan yang paling disenangi masyarakat baik di tanah air maupun berbagai belahan dunia. 

Berbagai hiburan yang dikemas melalu beragam acara menjadi daya tarik sendiri bagi televisi, dunia pertelevisian pun kerap sering kali menciptakan tren di kalangan masyarakat. Berbagai perusahaan kemudia berbondong-bondong mengenalkan produknya kepada masyarakat lewat segmen iklan di televisi dan yang terjadi di Indonesia malah sesi iklan jauh lebih banyak proporsinya dibandingkan dengan acara utama sendiri. 

Kembali ke era digital saat ini dimana media hiburan dan informasi sangatlah beragam dan mudah di akses, terutama youtube. Social media yang satu itu menyediakan berbagai konten hiburan dari berbagai macam pengguna untuk berbagai macam pengguna yang tentunya bisa di akses kapanpun dan dimanapun. Bahkan berbagai macam acara televisi pun mulai mengunggah berbagai segmennya di Youtube, seperti James Cordon Late Late Show.  Terkenal dengan segmen carpool karaokenya bersama penyanyi dan artis hollywood seperti Adelle, Jennifer Lopez, One Direction, Justin Bieber dan masih banyak lagi. Dan tidak tanggung-tanggung jumlah penonton dari video-video tersebut mencapai lebih dari 100 juta orang tentu sebuah angka yang fantastis mungkin angka tersebut lebih banyak dibandingkan angka 'real time viewers' saat acara tersebut ditayangkan. Selain mudah diakses, seluruh video di youtube dapat diliat kapan saja tanpa harus menunggu jam tayang fix seperti layaknya acara-acara di televisi. Selain konten yang beragam, seluruh pengguna dapat mengunggah karya mereka untuk dinikmati pengguna lain sehingga bisa dikatakan youtube banyak menemukan talenta-talenta baru yang jarang atau tidak akan ditemukan di layar televisi. Hal tersebut tentu menjadi alasan tambahan mengapa masyarakat lebih memilih media sosial seperti Youtube dibanding televisi terutama kalangan anak muda dan orang dewasa. 

Jika sudah begini bukankah terbukti bahwa masyarakat kini sedikit demi sedikit sudah mulai berpaling ke media internet dibandingkan televisi, banyak perusahaan juga sudah mulai beralih untuk beriklan di media-media elektronik, lantas bagaimana nasib pertelevisian nantinya? apalagi dengan kualitas acara yang kian memburuk pada pertelvisian tanah air. 


Sunday, June 12, 2016

Penyampaian yang mengganggu

Akhir-akhir ini sedang marak dengan kata-kata 'toleransi beragama' apalagi di bulan Ramadhan saat ini dimana umat muslim sedang menunaikan ibadah puasa. Aku sendiri punya pemahaman kalau toleransi beragama adalah dimana setiap orang menghargai serta menghormati agama dari setiap umat manusia, contohnya saat nyepi di Bali umat Islam menunaikan solat Jum'at dengan volume yang amat kecil demi menghormati umat Hindu yang tengah ber-Nyepi.

Tapi bukan masalah toleransi beragama yang mau aku bahas, tapi uneg-uneg pribadi mengenai sifat masyarakat sekitar terutama dalam permasalahan puji-pujian yang dilantunkan lewat speaker masjid. Saya bukan mau menghina atau protes, hanya saja sedikit berkritis mengenai cara-cara penyampaian yang bersifat keagamaan  oleh masyarakat sekitar, toh saya juga seorang muslim yang insya Allah punya sedikit ilmu mengenai agama. 

Sering kali kita mendengar lantunan puji-pujian yang gemakan lewat speaker masjid menjelang dan sesudah azan, namun terkadang waktu dan kualitas speaker menjadikan puji-pujian tersebut sebagai 'pengganggu' daripada 'doa bersama'. Misal diwaktu subuh dimana orang sedang tertidur lelap tiba-tiba terbangun dengan suara keras speaker puji-pujian dimana waktu subuh masih sekitar 1 jam, memang puji-pujian di nyalakan untuk membangunkan orang untuk solat subuh namun apa perlu 1 jam sebelum? dan bagaimana dengan orang-orang yang non muslim? atau yang sedang berusaha khusuk untuk solat malam? bukankah itu menjadi pengganggu? dan hampir kebanyakan speaker masjid memiliki kualitas yang dibawah rata-rata, sehingga puji-pujian yang dilatunkan tidaklah jelas apa yang disampaikan malahan menjadi suara bising semata. Beberapa waktu lalu wapres Jusuf Kalla sudah pernah menyinggung masalah tersebut, namun yang didapat malahan protes dan cemohan dari para ulama dan kyai tanah air. Jika dilantunkan sebelum waktu solat memang menjadikan tanda waktu solat telah dekat, dan bagaimana jika dilantunkan setelah waktu solat? banyak ulama yang berpendapat untuk sebaiknya tidak dilakukan karena tidak ada hadist yang kuat untuk mendukung namun banyak juga yang berpendapat hal tersebut dibolehkan dan merupakan sunnah dan mendapatkan banyak pahala. Seharusnya waktu antara adzan dan iqomah merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa dan solat sunnah, mengapa diganggu degan suara puji-pujian yang semestinya bisa dilakukan sendiri dalam hati atau dengan volume yang kecil. Lalu bagaimana dengan tilawah/bacaan qur'an? setau saya, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca al-qur'an sebelum adzan *maaf jika saya salah menafsirkan* namun apa yang terjadi di masjid-masjid di Indonesia? Mereka menyetel rekaman tilawatul quran dan dimainkan lewat speaker masjid. Jauh dari anjuran baginda nabi Muhammad SAW, parahnya lagi terkadang saat fajar pengurus masjid bangun untuk menyalakan rekaman dan kembali tidur sampai menjelang waktu solat. 

Kalau pendapat saya sendiri, segala bentuk puji-pujian apalagi yang dilantunkan lewat speaker masjid dengan berbagai tambahan kalimat selain shalawat nabi dengan berbagai bahasa merupakan sesuatu yang mengganggu. Pasalnya kita bisa bersholawat dengan suara yang kecil tanpa mengganggu orang lain, apalagi orang-orang yang sedang khusuk melaksanan solat sunnah. Toh hal tersebut merupakan sunnah dan tidak ada hadist atau ayat khusus mengenai pelaksanaan puji-pujian tersebut.  Jika situasi dibalik, apa mau ummat muslim mendengar lonceng gereja dibunyikan dalam 5 kali sehari dalam kurun waktu 1 jam? sepertinya tidak, so mari menjadi ummat yang bertoleransi, menghargai sesama dan ummat agama lain karena Indonesia bukan negara Islam.

What is Life?

Hari ini, secara tidak sengaja aku membaca sebuah pertanyaan 'What is Life?' Apa arti sebuah kehidupan. Satu pertanyaan yang terlihat sangat amat simple namun pada kenyataannya tidak semua orang dapat menjawabnya. Bahkan ada beberapa orang yang rela mengorbankan waktunya demi mendapatkan sebuah jawaban yang menurut ia sempurna. 
Bagiku sendiri, itu adalah satu - satunya pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban. 
Ya, tuhan menciptakan kita untuk suatu alasan, dan aku yakin semua orang yang lahir di dunia ini tanpa terkecuali mempunyai suatu peran tersendiri dalam kehidupannya atau kehidupan orang lain, 'everyone is important', dan seharusnya tidak ada orang yang menganggap dirinya itu tidak berguna atau menganggap remeh atas kehadirannya di dunia ini 'we exist for a reason' . Berbeda dengan orang yang mengisi hidupnya dengan hal - hal yang tidak berguna.
Kembali ke pertanyaan awal, apa arti hidup?
Mungkin, bagi sebagian orang pertanyaan ini mengarah kepada tujuan hidup. Sering diriku berpikir, ya, hampir semua orang mempunyai tujuan dalam hidup ini. Menjadi kaya, mempunyai harta yang melimpah, mempunyai karir yang cemerlang, mempunyai pasangan yang sempurna, atau mendapat IP atau nilai yang bagus. Dan pernahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri, setelah itu apa? 'and then what?'
Setelah mencapai semua tujuan itu, apa yang kita lakukan selanjutnya? Apa kita sudah sampai ke tujuan dari hidup? Apa yang kita rasakan? Apa dan Apa?
'What is life?' Masih menyimpan sebuah tanda tanya besar bagiku, mungkin memang tidak ada jawaban yang sempurna bagi pertanyaan itu, tapi aku percaya pasti ada arti yang layak dari pertanyaan itu.



Surabaya, 4 Oktober 2014

Saturday, June 11, 2016

Book: Fated by S.H Kolee



Genre: Adult, Romance
Year Published: 2012

Synopsis : 
Do you need to love someone to be happy? Does happiness mean a fairy tale ending?
Caden Riley challenged me from the first moment I met him. It was more than his good looks or his fame as a photographer that drew me to him. He offered me things that I never knew I wanted, and didn’t demand more than I was willing to give.
Was I happy? I’m not sure. Happiness is an emotion I’m unfamiliar with. But I finally knew what it felt like to experience real passion. To let go of all my inhibitions and surrender to my desires. It was enough for me, because it was more than I ever expected.
Until Caden tempted me with possibilities. The possibility of a future; the possibility of a life I never imagined; the possibility of heartbreak and never hearing the words "I love you."
Love is a funny thing. It can make you feel like the world is yours to conquer. It can also bring you to your knees. I’m not sure which is my fate

Friday, June 10, 2016

K-Show: Produce 101 - where likeable is more matter than tallent



First of all, I know I'm going to say whatever I want to say about the show and everything that relate to the term 'idol' in S.Korea and I'm pretty sure that will lead to tons of hate and hurtful comments from the show fans itself. I'm neither a hater or a fan itself, just a random viewer who got lost watching the show without having any bias opinion. 

Produce 101 has been a huge hit in South Korea lately, this survival show have captivated many viewers with their hit song 'Pick Me', the song have been playing everywhere and get parodied on other show a lot. Not just the song, the 'winning' girl group I.O.I (stands for Ideal Of Idol) also receive a lot of love since the day they debuting with their new song 'Dream Girl'. But lets take a look back at the concept and the whole meaning of the show, there are just some disturbing things that I want to point out from the show. 

Monday, June 6, 2016

K-Movie: Like for Likes (2016)



Synopsis: (Asianwiki)

Seorang aktor popular Jinwoo (Yoo Ah-In) yang baru saja menyelesaikan wajib militer. Gyung-A (Lee Miyeon) adalah seorang penulis naskah drama televisi, karena hubungan masa lalu mereka Gyung-A enggan meminta Jinwoo untuk membintangi drama seri terbarunya, namun karena terpaksa iapun meminta yang menghasilkan penolakan dari Jinwoo. Pada suatu pesta pernikahan, Jinwoo melihat anak dari Gyung-A dan menebak-nebak apakah ia ayah dari anak tersebut. 



Sungchan (Kim Juhyeok) seorang pria paruh baya yang mengelola sebuah restaurant Jepang, tepat sebelum pernikahannya ia menyewa sebuah apartemen dari seorang pramugari Joo-ran (Choi Jiwoo) tapi tidak lama kemudian ia diputuskan oleh tunangannya di waktu yang sama JooRan mengetahui bahwa ia telah terkena penipuan dan tidak mempunya tempat untuk tinggal. Sungchan menawarkan untuk berbagi apartemen dengannya.



Sooho (Kang Haneul) adalah seorang penulis lagu, namun ia tidak bisa mendengar setelah mengalami sebuah kecelakaan mobil semasa SMA. Sooho adalah pelanggan tetap di restaurant Sungchan. Suatu hari di restaurant Sungchan ia bertemu dengan produser drama seri Nayeon (Esom). Setelah bertukar pesan beberapa kali di facebook akhirnya mereka memutuskan untuk berkencan, namun Sooho tidak bisa mengatakan kepada Nayeon mengenani pendengarannya. 




Review:

Of course the 'plus' point of this movie is the outstanding casts. Para pemain utama yang notabenya sudah memilki reputasi baik di dunia perfileman Korea memang menjadi daya tarik sendiri bagi film ini. Siapa yang engga excited melihat aktor dan aktris ini bermain pada film yang sama, Yoo Ah-in (Six Flying Dragon, Fashion King), Lee Miyeon (Reply 1988), Kim Joohyuk (Reply 1988, Beauty Inside),  Choi Jiwoo (Second Time 20 years Old, Winter Sonata), Kang Haneul (Twenty, The Heirs), Esom (Phantom), melihat dari karya mereka sebelumnya membuat film ini wajib untuk dilihat. 



Namun ekpektasiku untuk judul dan alur dan setting film memang kurang sesuai, setting dan permasalahan yang seharusnya bersumber dari 'sosial media' dirasa kurang atau bahkan hanya sebagai 'cherry on top' dari cerita sehingga memberikan kesan yang 'beda' terhadap film-film romantic comedy lainnya.





Dari segi cerita dan alur memang tidak terlalu baru, bahkan bisa ditebak dengan mudah kemana cerita akan berakhir namun pembawaan dari cerita yang ringan dan apik membuat aku betah duduk untuk menyaksikan akhir dari cerita. Ketiga pasangan ini bisa dibilang tidak memilki ikatan yang kuat antar satu sama lain, jadi jika saja satu pasangan hilang dari cerita tidak akan merusak alur dan inti dari film tersebut. Setiap pasangan memilki permasalahan dan hubungan yang unik, plot dan permasalahan yang ringan dan tidak terbelit-belit membuat film ini layak untuk dijadikan tontonan santai di akhir pekan bersama teman, sahabat atau orang yang tersayang. 

Like I say, if not for the outstanding cast maybe this movie is just your average romantic comedy movie.
But it worth to watch! 



Rating: 3/5