“Kenapa para organisasi muslim tidak menyewa tenaga professional untuk memikirkan masalah-masalah sepele terkait dengan publik image dan rumor-rumor atas islam dan berfokus terhadap masalah keagamaan yang lebih penting”
Siang itu saat saya sedang menyimak salah satu materi kuliah dosen saya tersentak akan perkataan beliau tersebut, beliau memang bukan seorang muslim namun hampir satu semester saya mengenal beliau, beliau memang terkenal dengan sifat tegasnya dan notabenya bukan salah satu dosen favorite para mahasiswa namun beliau tidak pernah sekalipun merendahkan orang lain atau pihak manapun. Cukup mengenai dosen tersebut, kembali kepada perkataan beliau diatas. Bagi saya pribadi pemikiran beliau tidak sepenuhnya salah namun tidak sepenuhnya benar. Bagi masyarakat awam apalagi dengan pemikiran bisnis dan logis pastinya pemikiran tersebut merupakan sebuah solusi yang paling tepat ditengah gentirnya isu-isu tidak sedap mengenai islam. Menyewa jasa professional tentu sangatlah membantu, mungkin hanya dengan beberapa menit berita miring mengenai islam akan hilang di berbagai social media dan berbagai media berita di Internet dan dalam kurun waktu yang sedikit pandangan luas tentang islam dapat berubah dan terciptalah ‘image’ baru yang lebih positiv mengenai islam.
Namun, saya juga berpendapat bahwa pemikiran tersebut tidak sepenuhnya benar. Mengapa? karena islam disini bukanlah brand, produk atau publik figure yang semerta-merta dapat dikontrol oleh sekumpulan professional sehingga dapat memberi image positif kepada publik yang nantinya berdampak pada penjualan dan keuntungan yang meningkat. Islam adalah sebuah keyakinan, yang sejak awal diikuti oleh mereka-mereka yang percaya dan meyakini kebenaran atas keyakinan tersebut tanpa ada embel-embel ‘tenaga professional’. Dalam islam, ada sebuah keyakinan bahwa jika kita berjuang untuk agama Allah maka akan dibalas dengan surga kelak (namun bukan berarti membunuh orang-orang tak bersalah seperti yang dilakukan ISIS) maka menyewa tenaga professional bagi sebagian orang memilki arti bahwa kita sebagai orang islam sendiri enggan bersusah payah untuk berjuang demi keyakinan kita.
Entah jawaban mana yang paling benar, saya bukanlah tenaga professional yang dimaksud maupun ulama atau ahli agama yang dapat memberikan jawaban yang lebih pasti mengenai pemikiran tersebut.